Kekecewaan dan Tangisan Mohamed Salah adalah Duka Seluruh Warga Mesir


Kekecewaan dan rasa sedih atas cedera Mohamed Salah bukan hanya dirasakan pendukung Liverpool. Seluruh warga Mesir mengalami emosi yang sama atas nasib pujaannya.

Mohamed Salah datang ke final Liga Champions dengan statistik mentereng: 44 gol di semua kompetisi. Dia juga meraih setumpuk penghargaan atas performa gemilangnya bersama The Reds, termasuk status topskorer Premier League.

Kopites di seluruh dunia berharap pesepakbola 25 tahun itu bisa menyudahi puasa gelar Liga Champion yang sudah berlangsung sejak 2005. Di Mesir, Salah juga sangat dinantikan karena dia menjadi warga pertama negara tersebut yang main di partai puncak Liga Champions.

Tapi nasib menuliskan lain untuk mantan pemain Chelsea dan AS Roma itu. Salah mendapat cedera di menit 25 akibat duel memperebutkan bola dengan Sergio Ramos. Sempat dapat perawatan, Salah akhirnya diganti di menit 31.

Dia meninggalkan lapangan sambil berurai air mata.

"Sejujurnya, saya pikir ini adalah mimpi buruk. Tidak ada kata untuk menggambarkannya. Ada kesunyian selama satu menit saat Salah jatuh dan juga saat dia jatuh untuk kali kedua. Kami tahu kondisinya tidak bagus dan akan membuatnya meninggalkan lapangan," ucap Marwan Ahmed, seorang jurnalis olahraga asal Mesir pada BBC.

"Tak ada orang Mesir yang menginginkan ini terjadi. Tak pernah ada orang Mesir di final Liga Champions. Ini sungguh menyedihkan - saya tak bisa menemukan kata yang tepat untuk menggambarkannya. Beberapa orang menangis," lanjut dia.

Mohamed Salah diduga mengalami dislokasi bahu. Tanpa kehadirannya di lapangan, Liverpool pada akhirnya harus mengakui keunggulan Real Madrid dan menyerah kalah dengan kedudukan 1-3.

0 Response to "Kekecewaan dan Tangisan Mohamed Salah adalah Duka Seluruh Warga Mesir"

Post a Comment